Menu

Mode Gelap
Syahrul Aidi Desak Dubes Prioritaskan Ekspor Potensi Desa dan Lindungi WNI di Negara Konflik Dorong UMKM Naik Kelas, Hendry Munief Minta Badan Standarisasi Permudah Akses Sertifikasi BNK Kampar Edukasi Siswa Tapung dan Kampar Soal Bahaya Narkoba: Selamatkan Generasi Emas 2045 Komisi VII DPR RI Desak Industri Besar Perjelas Komitmen Pembinan UMKM PT RAPP Masuk Dalam Radar Penerima Anugerah JMSI Riau Award 2025 di Kuansing   Tangkal Hoax, Dispersip dan Fakar Adakan Pelatihan Jurnalistik

Daerah

Pendidikan Inklusif, Karmila Sari dan Dukungan Prof Brian untuk Mahasiswa Disabilitas

badge-check


					Pendidikan Inklusif, Karmila Sari dan Dukungan Prof Brian untuk Mahasiswa Disabilitas Perbesar

Pekanbaru, mediadihati.com – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Republik Indonesia, Prof Brian Yuliarto, bersama Anggota Komisi X DPR RI, Dr Hj Karmila Sari, SKom, MM, melakukan kunjungan kerja ke Universitas Lancang Kuning (Unilak) pada tanggal 28 Juni 2025 yang lalu.

Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Mendiktisaintek, dan Unilak menjadi universitas pertama di Riau yang menerima kunjungan ini, dikenal karena komitmennya terhadap pendidikan bagi mahasiswa disabilitas.

Saat tiba di Unilak Prof Brian dan anggota DPR RI Dr Karmila Sari disambut langsung oleh Ketua Yayasan Pendidikan Raja Ali haji Prof Dr Irwan Effendi, Rektor Unilak Prof Dr Junaidi, Kepala LLDIKTI Wilayah 17 Dr Nopriandi, wakil rektor, dosen dan mahasiswa.

Prof Junaidi dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Prof Brian yang hadir di kampus Unilak, ini merupakan suatu kebanggaan bagi Unilak.

Pada Diskusi sebagai wakil rakyat, Dr Karmila Sari menyoroti beberapa kendala di lapangan, terutama terkait fasilitas khusus yang dibutuhkan oleh mahasiswa disabilitas. Ia menekankan perlunya fasilitas seperti ramp (jalur landai) dan bukan tangga, yang seringkali dianggap sebagai “biaya ekstra” oleh kampus.

Menurutnya, pemerintah atau kementerian harus membantu perguruan tinggi dalam menyediakan fasilitas khusus ini.

“Fasilitas seperti ini membutuhkan biaya khusus, dan biasanya kampus-kampus ini agak melihat ini seperti ada ekstra cost,” ujar Karmila Sari sebagai narasumber pada acara Diskusi Bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Republik Indonesia, dan Anggota Komisi X DPR RI dengan mengangkat tema “Mewujudkan Pendidikan Inklusi, Aksesibilitas, dan Kesetaraan di Perguruan Tinggi”, di Aula Perpustakaan Unilak.

Selain itu, Karmila juga menyoroti bantuan program yang harus berkelanjutan, terutama karena mayoritas penyandang disabilitas berasal dari keluarga menengah ke bawah. “Berharap adanya dukungan dari pemerintah untuk membuka wawasan keluarga agar lebih percaya diri dalam mendorong anak-anak disabilitas meraih cita-cita,” harap Karmila.

Anggota DPR RI ini juga menyinggung tentang penempatan 2% disabilitas di BUMN dan berharap Mendiktisaintek dapat membantu mengarahkan hal ini.” Karmila menyoroti perhatian yang kurang terhadap guru-guru di SLB (Sekolah Luar Biasa) dan mengusulkan agar lulusan disabilitas dapat menjadi guru di SLB, SMP, atau SMA,” ungkapnya.

Diskusi ini berfokus pada upaya mewujudkan pendidikan inklusif, mudah diakses, dan setara di perguruan tinggi.

Hal senada Mendiktisaintek Prof Brian Yuliarto, mengapresiasi Unilak sebagai percontohan bagi kampus lain dalam mengembangkan layanan ramah disabilitas. Bahwa saat ini baru 114 perguruan tinggi yang memiliki ULD, dan 249 perguruan tinggi memiliki mahasiswa disabilitas. Total ada 3.582 mahasiswa disabilitas yang terdaftar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Prof Brian menegaskan komitmennya untuk membantu memfasilitasi kebutuhan mahasiswa disabilitas, termasuk kemungkinan memberikan surat rekomendasi untuk bekerja di perusahaan.

Selain itu, menekankan bahwa sejatinya pendidikan tidak boleh memberikan perbedaan. Prof Brian berbagi pengalaman di Jepang, di mana sekolah dan kampus sudah terbiasa dengan keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus, dan mereka dilibatkan secara penuh.

“Anak-anak itu ketemu masyarakat atau temannya yang berbeda dengan dia itu sudah biasa, tidak ada rasa canggung,” jelas Prof. Brian.

Prof Brian menambahkan pentingnya membangun kepercayaan bahwa anak-anak disabilitas tidak ada bedanya dengan anak-anak lain. Dengan kerja keras, keinginan, dan kerajinan, mereka pasti akan mampu meraih impian.

“Saya yakin ini satu prestasi yang sangat membanggakan Pak Rektor, sehingga semakin banyak juga contoh-contoh atau kampus-kampus lain bisa meniru apa yang perlu dilakukan itu,” tutup Prof Brian.(***)

Baca Lainnya

Syahrul Aidi Desak Dubes Prioritaskan Ekspor Potensi Desa dan Lindungi WNI di Negara Konflik

17 Juli 2025 - 22:04 WIB

Dorong UMKM Naik Kelas, Hendry Munief Minta Badan Standarisasi Permudah Akses Sertifikasi

17 Juli 2025 - 21:52 WIB

BNK Kampar Edukasi Siswa Tapung dan Kampar Soal Bahaya Narkoba: Selamatkan Generasi Emas 2045

16 Juli 2025 - 20:19 WIB

Komisi VII DPR RI Desak Industri Besar Perjelas Komitmen Pembinan UMKM

14 Juli 2025 - 21:21 WIB

PT RAPP Masuk Dalam Radar Penerima Anugerah JMSI Riau Award 2025 di Kuansing  

14 Juli 2025 - 20:56 WIB

Trending di Riau